Powered By Blogger

Minggu, 30 November 2008

MOMENTUM 2009

Salam sejahtra buat kita semua

Saudara-saudaraku sebangsa dan setanah air, tahun 2009 kita akan menghadapi momen yang sangat penting Pertama: Pemilihan legislatif (DPR,DPRD TK I DAN DPRD TK II ). dan kedua: Pemilihan presiden dan wakil presiden. sebagi warga negara indonesia tentu kita berkewajiban mensukseskan pemilu dengan aman,tentram dan damai, pemilu merupakan tolok ukur dan identitas sebuah bangsa dengan menganut sistem Demokrasi guna menuju paradigma baru menuju perubahan.

Penomena barrak obama telah membawa angin segar kaum muda indonesia untuk berkiprah dan berkarya dalam tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara demi terwujudnya "persatuan indonesia dan Mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia" . Era demokrasi telah membuka cakrawala berpikir masyarakat indonesia hinggga keplosok desa. pada umumnya memang rakyat indonesia merasa jenuh dan bosan setiap menghadapi pemilihan raya tapi itulah sistem demokrasi bangsa kita ini.

perlu kita sadari bahwa dalam setiap kegiatan kampanye para calon anggota legislatif ( caleg ), masyarakat selalu di jadikan komoditas politik atau rakyat di jadikan obyek dengan janji-janji manis dan menukar suara dengan selembar Rupiah yang demikian itulah salah satu contoh pendidikan politik yang tidak mempunyai wawasan jauh kedepan dan mendidik, setelah duduk di kursi DPR ibarat kacang lupa kulitnya dan pada akhirnya saat itu juga rakyat dan si caleg tadi putus hubungan jadi secara batiniyah rakyat tidak punya perwakilan untuk menyampaikan aspirasinya.

inilah salah satu gambaran yang harus kita jadikan pemahaman. tetapi mestinya masyarakat memposisikan dirinya sebagi subyek (pelaku) dengan cara berjuang bersama-sama para pemimpin menuju perubahan guna mengangkat harkat dan martabat daerah itu sendiri, kita lihat catatan sejarah awal kemerdekaan republik ini pada saat bung karno rakyat tidak di jadikan obyek tetapi subyek atas keikhlasannya rakyat memilih bung karno sebagi presiden bukan atas dasar pembelian suara( uang ) tetapi rakyat lebih memilih calon pemimpin di lihat dari sosok ( pigur) yang realitasinya dapat di pertanggung jawabkan sehingga antara rakyat dan pemimpin ada rasa kebersamaan (Ke-kita-an), keterpaduan berjuang secara bersama-sama bukan ke-aku-an. saya menyarankan agar masyarakat jangan lagi sampai terjebak demi kepentingan politik sesaat. memilih calon pemimpin bukan di ukur dari berlimpahnya materi tapi Figurnya yang harus kita jadikan sandaran dan harapan sebagi perwakilan kita. tidak usah melihat dari partai manakah ia, besar atau kecilnya partai tersebut semoga dapat di jadikan pelajaran.